Tersangkut Dugaan Korupsi Kemensos, Khofifah Dilaporkan ke KPK
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Mantan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dengan dugaan kasus korupsi ketika dia masih menjabat sebagai Menteri Sosial (Mensos).
Diketahui, Khofifah menjabat sebagai Mensos pada periode 2014–2018 dan mengundurkan diri untuk maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur.
Advertisement
Kini, Khofifah dilaporkan ke KPK atas dugaan korupsi oleh Forum Komunikasi Masyarakat Sipil. Mereka mengaku sudah pernah mendatangi KPK untuk melaporkan proyek di Kementerian Sosial (Kemensos) di bawah Khofifah itu pada enam tahun yang lalu.
Dalam laporan tersebut, dugaan korupsi yang dimaksud terkait dengan proyek verifikasi dan validasi orang miskin. Dugaan kerugian itu didapatkan dari laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 2016.
"Dulu, waktu enam tahun lalu kami laporkan itu kami hitung kerugiannya Rp58 miliar, sementara barusan kami dapatkan audit dari BPK, kerugian proyek yang kita laporkan itu Rp98 miliar di kasus di Kemensos pada 2015, program verifikasi dan validasi orang miskin," ujar Sutikno, perwakilan dari pihak pelapor dari Forum Komunikasi Masyarakat Sipil di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (4/6/2024).
Terdapat tiga pihak yang dilaporkan ke KPK yaitu Khofifah, Kepala Pusdatin Kemensos Mumu Suherlan selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) serta kuasa pengguna anggaran (KPA) yakni Adhy Karyono.
Adhy diketahui merupakan pejabat di Kemensos di bawah Khofifah, yang kini menjadi Plt. Gubernur Jawa Timur.
Proyek yang dilaporkan ke KPK itu disebut merugikan keuangan negara sebesar Rp98 miliar. Target program ditujukan untuk 15 juta keluarga miskin yang ingin diverifikasi oleh Kemensos, dengan nilai proyek Rp395 miliar.
BACA JUGA: Pilkada Jawa Timur, Golkar Resmi Mengusung Khofifah-Emil Dardak
Menurut Sutikno, pekerjaan berupa musyawarah desa hingga kabupaten yang dilakukan terkait dengan proyek itu diduga fiktif.
Selain proyek verifikasi dan validasi orang miskin, Sutikno turut menyinggung adanya program pengadaan tenda dengan dugaan kerugian keuangan negara sebesar Rp7,8 miliar. "Targetnya kan 15 juta keluarga miskin yang mau diverifikasi itu, ternyata mereka hanya memakai datanya BPS dianggap sudah diverifikasi. Fakta lapangan enggak ada. Nanti ada fiktif yang Rp98 miliar itu," jelas Sutikno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pemerintah Siap Membahas RUU Perampasan Aset, Yusril: Tunggu Undangan dari DPR RI
- Meirizka Widjaja jadi Tersangka, Kejagung Berencana Memeriksa Ayah Ronald Tannur dalam Kasus Suap Vonis Bebas
- Kepolisian Diminta Usut Kasus Judi Online di Kementerian Komdigi hingga Tuntas
- Gunung Semeru Erupsi, Letusan Setinggi 800 Meter dari Puncak
- Erupsi Gunung Lewotobi, Pengungsian Disiapkan untuk Kapasitas 10 Ribu Orang
Advertisement
Kisah Dumono, Rohaniwan Bertugas Dampingi Pasien hingga Nafas Terakhir
Advertisement
Menikmati Keindahan Teluk Triton Kaimana, Tempat Wisata Unggulan di Papua Barat
Advertisement
Berita Populer
- Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki: 8 Desa Rusak Parah
- Kejagung Periksa 3 Hakim Penerima Suap Kasus Ronald Tannur
- Presiden Prabowo Jamin Seluruh Kebutuhan Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
- Canggih! Proyek MRT Jakarta Gunakan Sensor untuk Cegah Kerusakan Rumah Warga
- Pesawat Boeing 737-500 Trigana Air Muncul Kobaran Api di Bagian Mesin, 4 Penumpang Terluka
- Militer Spanyol Siapkan Kamar Jenazah untuk Semayamkan 400 Korban Tewas Banjir Dahsyat di Valencia
- Presiden Prabowo Lantik Sejumlah Pejabat Dewan Ekonomi Nasional, Ini Daftarnya
Advertisement
Advertisement